Selasa, 19 Juli 2011

Gagal Melanjutkan ke SMP Ijazah Ditahan Kasek


Jujur dalam ujian nasional (UN/UNAS) apa susahnya ! Berbuat jujur dalam ujian nasional itu adalah perbuatan yang sangat mulia !

Orang miskin dilarang pintar, tampaknya bukan hanya kiasan namun benar-benar terjadi di Kota Gresik. Kendati dalam kampanye Bupati Gresik Sambari Halim Radianto berjanji akan menuntaskan wajib belajar 9 tahun tanpa biaya, nyataya masih ada warga miskin yang kehilangan haknya untuk mendapatkan pendidikan. Kisah pilu ini dialami Erisa Pratiwi (12), siswi kelas 6 SDN Sidomoro 4 yang gagal melanjutkan studi ke SMP gara-gara ijazahnya ditahan oleh Kepala Sekolah setempat karena tidak bayar uang les dan rekreasi sebesar Rp 850 ribu.
RABU (11/7) pagi air mata Erisa Pratiwi mengucur di pipinya saat melihat rekan seangkatan di SDN Sidomoro 4 mengenakan seragam putih biru atau seragam SMP. Dari jendela rumahnya di Jl RA Kartini XVI/1 Kelurahan Sidomoro Kecamatan Kebomas, bocah manis ini hanya termenung. Dalam hatinya, putri kelima dari 6 bersaudara pasangan Iswandi (50) dan Kasiatun (48) memiliki tekad untuk bersekolah ke SMP Dharma Bakti.
Namun harapan itu pupus, setelah ijazah kelulusan tidak diberikan oleh Kepala Sekolah SDN Sidomoro 4, Ny Samiatun. Pihak sekolah sengaja menahan ijazah Erisa karena belum melunasi semua beban utang. Utang tersebut diantaranya uang rekreasi ke Jogjakarta Rp 300 ribu dan tambahan pelajaran (tapel) Rp 550 ribu selama setahun.
Seluruh tanggungan itu awalnya dibtalangi oleh pihak sekolah setelah orang Erisa berjanji akan melunasi jika memiliki uang. Namun penghasilan Iswandi sebagai kuli bangunan yang tidak menentu membuat utang tidak tidak terbayar. "Jangankan buat bayar utang sekolah, untuk makan sehari-hari saja kami harus berusaha keras mencari pinjaman," kata Kasiatun, ibu Erisa ketika ditemui di rumahnya bersama putrinya.
Sehar-hari, keluarga Erisa hanya mengandalkan pendapatan dari hasil jerih payah Iswandi sebagai kuli bangunan. Sedangkan, Kasiatun, hanya seorang ibu rumah tangga tanpa penghasilan. Lantai rumah Erisa di sekitar 15 meter dari sekolah sebagian masih plesteran. Sebagian lainnya, sudah keramik. Tanpa perabot meja dan kursi. Ketika sejumlah wartawan mengunjungi rumah Erisa diterima dengan lesehan tanpa alas. Sebenarnya, Erisa ingin melanjutkan ke SMP Dharma Bakti. Namun, karena tidak bisa melengkapi persyaratan ijasah sekolah sehingga niat itu diurungkan.
”Ketika teman-teman berangkat dan pulang sekolah, Erisa memilih ngumpet dirumah. Malu!,”sela ibunda Erisa, Kasiatun. Derita Erisa yang tidak bisa melanjutkan ke jenjang SMP karena ijasah disita sekolah ini, mencoreng citra pendidikan di Gresik. Kepala SD Negeri 4 Sidomoro Samijatun ketika dikonfirmasi di sekolah tidak ada ditempat. Salah seorang gurunya ketika ditemui tidak mau berkomentar. ”Jangan saya, mas!”katanya sambil menstarter sepeda motor keluar sekolah.
Gagalnya, Erisa melanjutkan sekolah ke jenjang SMP ini membuat Sekretaris Dinas Pendidikan (Dispendik) Gresik Nadlif marah besar. Sebab, tindakan sekolah menahan ijasah sekolah siswa tidak dibenarkan dalam aturan. ”Saya telah perintahkan Nuryadi (Kepala UPT Dispendik Gresik,Red) untuk menyerahkan ijasah anak itu,”ujarnya. ”Sekarang, dia (Nuryadi) masih mencari kepala sekolahnya,” imbuh mantan Kepala SMP Negeri 1 Gresik ini. (*)

Stumble
Delicious
Technorati
Twitter
Facebook

3 Comments:

Wali murid SDN Sidomoro 4 said...

Seharusnya Kasep SDN Sidomoro 4 diberi sangsi yang berat, kalau perlu dipecat agar tidak menjadi contoh yang lain.
Pendidikan selalu tidak berpihak kepada siswa miskin.

Sableng said...

Pendidikan gratis untuk siswa miskin sangat2 kurang, Diknas kurang memperhatikan siswa2 miskin

bondan said...

Kasihan banget nasibnya

Posting Komentar

Mohon tinggalkan PESAN sebelum anda Log Off !!!
TERIMA KASIH

Pesan dan Tanggapan Anda

 
KEBOCORAN KECURANGAN UN SMP 2011 DI GRESIK